Selasa, 26 September 2017

Menguak Sejarah Pejuang Pedagang Pribumi di Sondakan

Sondakan, merupakan nama sebuah kampung wisata sejarah yang keberadaannya kurang diperhatikan. pada hari minggu, tanggal 24 september kemarin kami berkunjung ke kampung wisata Sondakan. Tak jauh memang, letaknya hanya sekitar 8 km dari kampus uns kentingan. Disana kami disambut oleh bapak suwardi di kelurahan Sondakan. Seorang pria lanjut usia namun masih lincah geraknya yang dipercaya untuk mengelola museum Samanhudi.



Sudarno Nadi, nama kecil Samanhudi yang merupakan cucu dari saudagar batik, Karto Wikoro. Ayahnya bernama Ahmad Zein dan memiliki 2 orang adik, Amir dan Ali. Samanhudi tidak bisa menyelesaikan pendidikannya di SMP karena ia diminta untuk menjadi pemimpin di perusahaan batik keluarganya saat masih berusia 13 tahun. Di usia 19 tahun, Samanhudi telah menjadi pengusaha batik sukses dan dibantu 200 karyawan. Samanhudi menikah dengan Sukinah saat usianya masih muda (20 tahun). Setelah menikah namanya menjadi wiryo wikoro, hal ini dikarenakan  adat yang berlaku. Sesuai adat jawa, lelaki yang sudah menikah akan diberi nama baru yang dikenal dengan “jeneng tuwo”.
Pada tahun 1904, beliau naik haji dan namanya menjadi H. Samanhudi. Dalam menjalankan bisnisnya, Mbok Masih Sukinah berperan sebagai pemimpin produksi, menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk pengerjaan batik. Sedangkan Mas Nganten Samanhudi sebagai pengembang pola. Peda tahun 1912, Samanhudi menikah lagi dengan Nyonya Marbingah. Beliau adalah keturunan darah biru Keraton Mangkunegaran. Samanhudi memiliki 9 anak, 8 dari Suginah, dan 1 anak dari Marbingah.
Disana, kami juga disambut oleh Ibu Santi sebagai staff kelurahan Sondakan. Beliau memaparkan tentang keiatan dan perkembangan kampung Sondakan. Kampung Sondakan sendiri memiliki slogan yaitu “di hati dan berbudaya”. Di hati merupakan sikap dan perbuatan yang menunjukkan loyalitas kepada pengunjung. Sedangkan berbudaya adalah keadaan yang memasyarakat dan menjunjung tinggi etika serta norma yang ada.
Kami pergi ke masjid laweyan. Masjid ini merupakan peninggalan kerajaan pajang yang merupakan kerajaan islam di solo. Masjid ini merupakan akulturasi dari agama hindu dan islam. Awalnya, masjid ini adalah sebuah pura yang dijadikan langgar. Didepan masjid terdapat kali kabangan yang dulunya adalah jalur perdagangan saudagar. Kali pemisah antara surakarta dengan sukoharjo ini sekarang kondisinya tidak terurus dan sangant kotor. Terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan kali ini. Konon saat pemakaman Samanhudi, jembatan ini sesak oleh pelayat yang mengantarkan Samanhudi ke peristirahatannya.
Kemudian kami mengunjungi rumah Samanhudi. Rumah ini kini ditempati oleh keturunannya. Didalam rumah ini terdapat bunker yang masih terjaga keasliannya. Dulunya bunker ini digunakan untuk bertapa, menyimpan barang, dan lain sebagainya. Namun kini bunker ini telah kosong namun tetap dijaga kebersihannya. Selanjutnya, kami berjalan menuju makam Samanhudi. Makam Samanhudi terletak di sebelah makam suginah.
Terakhir kami mengunjungi museum Samanhudi yang dulunya merupakan rumah dinas lurah yang dihibahkan untuk dijadikan museum. Didalamya terdapat foto foto yang menceritakan tentang perjalanan Samanhudi. Semua perjalanan kehidupan Samanhudi dari sebelum mendirikan SDI hingga wafatnya tercermin disini. Diskusi masalah menjadi penutup dari perjalanan sejarah kita. Kita diminta menjabarkan sikap kita menjadi Samanhudi dalam menyelesaikan masalah di masa sekarang. Samanhudi merupakan pejuang ekonomi kerakyatan denga caranya mendirikan SDI. Jasa beliau untuk negara ini sangatlah besar. Namun perjuangannya tidak dihargai bahkan menemui banyak rintangan. Perjuangan Samanhudi baru dihargai 17 tahun setelah Indonesia merdeka dengan ditetapkannya sebagai pahlawan nasional. Jangan mudah putus asa dalam berjuang, perjuangan tidak dinilai dari penghargaan orang lain, perjuangan tidak butuh pengakuan mereka, perjuangan adalah saat kita bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Apa ari dari Hidup Mahasiswa? Apa arti dari Hidup Rakyat Indonesia? Renungkan itu dengan baik, dan ketika kamu sudah memperoleh jawabannya, aplikasikan dalam kehidupanmu, banyak yang menunggu uluran tanganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar